Arsip Tag: Yakub

Karya Besar Allah

Catatan Khotbah

1. Mengapa Yesus?

2. Mengapa Paskah?

3. Apa itu keputusan saya?

Yohanes 3:14-21 dibaca…. Yesus sedang berbicara dengan Nikodemus

PESAN: Allah tidak menghendaki manusia untuk binasa melainkan memperoleh hidup kekal selama-lamanya. Keselamatan itu adalah Karya Besar Allah bagi kita

Lanjutkan membaca Karya Besar Allah

Isa Memilih Pengikut-Pengikutnya

Setelah Isa Al Masih dicobai oleh Iblis, Dia dikuasai oleh Roh Allah. Isa Al Masih mulai mengajar tentang Kerajaan Allah dan tentang bagaimana menjadi umat Allah yang sejati.

Dia pergi ke mana-mana. Dia menolong banyak orang serta mengajar mereka.
Pada suatu waktu, Isa Al Masih naik ke sebuah bukit untuk berdoa.

Di situ Ia berdoa kepada Allah sepanjang malam. Pada malam itu, Allah memberitahu Isa siapa saja yang harus dipanggil menjadi pengikut-pengikut-Nya yang sejati. Banyak orang mengikut Isa Al Masih.

Ada yang sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Allah, tetapi juga ada yang hanya mau melihat mukjizat-mukjizat Isa. Allah memberi petunjuk kepada Isa Al Masih untuk memilih 12 pengikut.

Lanjutkan membaca Isa Memilih Pengikut-Pengikutnya

Pemberontakan Kaum Israil

Bangsa Israil sudah dibebaskan dari negeri Mesir. Allah sudah memimpin mereka dan memberi mereka makanan dan minuman selama mereka menempuh perjalanan di padang pasir. Allah juga sudah memberitahu perintah-perintah-Nya kepada mereka – bagaimana membangun Baitullah, bagaimana mempersembahkan kurban bagi-Nya, dan bagaimana hidup sesuai dengan syariat-syariat-Nya.

Akhirnya mereka siap untuk masuk ke Tanah Kanaan yang sudah dijanjikan kepada Nabi Ibrahim dan keturunannya. Allah berkata kepada Nabi Musa, “Pilihlah seorang pemimpin dari setiap suku Israil untuk memata-matai Tanah Kanaan yang akan Kuberikan kepada mereka.” Lanjutkan membaca Pemberontakan Kaum Israil

Allah Memilih Musa

Waktu Musa sudah dewasa, ia pergi menemui orang-orang sebangsanya. Ia melihat bagaimana mereka dipaksa melakukan pekerjaan yang berat. Dilihatnya juga ada seorang Mesir memukul seorang bani Ibrahim (Israil).  Musa menengok ke kanan dan ke kiri, dan ketika ia mengetahui bahwa tidak ada yang melihat dia, orang Mesir itu dibunuhnya!  Musa menyembunyikan mayatnya di dalam pasir.

Keesokan harinya Musa pergi lagi, dan ia melihat dua orang Israil sedang berkelahi. “Mengapa engkau memukul kawanmu?” tanya Musa kepada orang yang bersalah itu.

Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi hakim kami? Apakah engkau mau membunuh  kami juga seperti membunuh orang Mesir itu?” Lalu  Musa menjadi takut dan berpikir, “Celaka! Perbuatanku itu sudah ketahuan.”  Musa lalu melarikan diri  dari Mesir ke  negeri Madyan. Lanjutkan membaca Allah Memilih Musa

Kelahiran Nabi Musa

Keturunan Nabi Ibrahim disebut “bani Ibrahim” oleh orang Mesir. Jadi, dalam cerita ini kalau disinggung-singgung tentang “bani Ibrahim”, itu maksudnya adalah keturunan Nabi Ibrahim.

Keturunan Nabi Ibrahim, yaitu keluarga Nabi Yakub, beranak cucu sangat banyak. Jumlah mereka bertambah dengan cepat sekali sehingga negeri Mesir penuh dengan mereka.

Tahun berganti tahun, lama sesudah Nabi Yusuf dan kakak-kakaknya meninggal, seorang raja baru yang tidak mengenal Nabi Yusuf mulai memerintah di Mesir. Sang raja khawatir keturunan Nabi Ibrahim akan semakin banyak lagi. Jadi, mereka dipaksa untuk bekerja keras. Akibatnya banyak di antara mereka yang meninggal.

Namun ada juga di antara mereka yang tidak meninggal meskipun pekerjaan mereka sangat berat dan kasar. Mereka diberkati oleh Allah sehingga mereka bertambah lebih banyak lagi. Lanjutkan membaca Kelahiran Nabi Musa

Nabi Yusuf – dari Penjara ke Istana

Nabi Yusuf adalah anak Nabi Yakub. Ia adalah putra yang paling dikasihinya. Kakak-kakaknya iri dan cemburu kepadanya. Mereka menjual Nabi Yusuf  untuk dijadikan hamba. Nabi Yusuf lalu dibawa ke Mesir oleh kafilah.

Di Mesir Nabi Yusuf menjadi hamba Potifar. Nabi Yusuf menjadi hamba yang jujur dan rajin. Akan tetapi, ia difitnah oleh istri Potifar sehingga Nabi Yusuf dipenjarakan. Baik di rumah Potifar maupun di penjara, Nabi Yusuf selalu berhasil karena Allah memberkati dan menolongnya.

Dua pelayan raja Mesir dipenjarakan oleh raja, tetapi satu di antaranya, yaitu pengurus minuman dibebaskan dan dikembalikan kepada jabatannya yang semula. Sementara itu yang satunya lagi, yaitu pengurus  roti, dihukum mati. Pengurus minuman ditolong oleh Nabi Yusuf  di penjara, tetapi setelah ia dibebaskan, ia tidak ingat lagi kepada Nabi Yusuf.

Lanjutkan membaca Nabi Yusuf – dari Penjara ke Istana

Nabi Yusuf dan Saudara-Saudaranya

Nabi Yakub, putra Nabi Ishak  dan cucu Nabi Ibrahim, adalah seorang pemimpin keluarga yang dipilih oleh Allah. Nabi Yakub mempunyai 12 anak laki-laki. Nabi Yusuf adalah anaknya yang ke-11. Yang bungsu adalah  Benyamin. Pada waktu itu  Nabi Yusuf sudah berumur 17 tahun.

Dari antara semua  anaknya yang lain, Nabi Yakub  paling sayang kepada Nabi Yusuf. Mengapa? Karena Nabi Yusuf dilahirkan ketika  ayahnya sudah tua. Sebagai tanda kasihnya, Nabi Yakub memberikan sebuah jubah yang mewah dan bagus kepada Nabi Yusuf. Setelah kakak-kakak Nabi Yusuf melihat jubah itu dan tahu bahwa ayah mereka lebih sayang kepada Nabi Yusuf, mereka membenci Nabi Yusuf dan tidak mau lagi berbicara baik-baik dengan dia.

josephs-dreams
Jubah Yusuf

Lanjutkan membaca Nabi Yusuf dan Saudara-Saudaranya

Mimpi Nabi Yakub di Betel

Esau membenci Nabi Yakub karena ayahnya telah memberikan berkatnya kepada Nabi Yakub. Esau membuat rencana untuk membunuh Nabi Yakub setelah ayahnya meninggal.

Ketika Ribka mendengar tentang rencana Esau, ia menyuruh Nabi Yakub pergi kepada kakaknya, Laban, di kampung halamannya, Haran. Lalu Nabi Yakub berangkat meninggalkan ibu dan bapaknya.

Pada waktu matahari terbenam, Nabi Yakub mau tidur dan bermalam di suatu tempat. Ia mengambil sebuah batu. Batu itu dipakainya sebagai bantal. Nabi Yakub lalu tertidur – kepalanya di atas batu.

Lanjutkan membaca Mimpi Nabi Yakub di Betel

Nabi Ishak Memberkati Nabi Yakub

Beberapa tahun sudah lewat sejak Esau menjual hak warisnya kepada adiknya, Yakub. Bapak mereka, Nabi Ishak, sudah tua sekali dan tidak dapat melihat karena sudah menjadi buta. Pada suatu hari, Nabi Ishak memanggil Esau, anaknya yang sulung. Ia berkata, “Anakku! Engkau tahu Bapak sudah tua. Mungkin Bapak tidak akan hidup lama lagi. Jadi, ambillah busur dan panah-panahmu; pergilah memburu seekor binatang di padang. Masaklah yang enak seperti yang Bapak suka, lalu bawalah kepada Bapak. Setelah Bapak makan, Bapak akan memberi kamu berkat Bapak sebelum Bapak mati.” Lalu Esau pergi untuk melakukan kehendak bapaknya.

Ketika tadi Nabi Ishak sedang berbicara dengan Esau, Ribka mendengar semua yang mereka bicarakan. Maka dari itu setelah Esau berangkat untuk berburu, Ribka memanggil Yakub. Katanya, “Yakub, baru saja Ibu dengar ayahmu mengatakan kepada Esau begini, ‘Burulah seekor binatang dan masaklah yang enak untuk Bapak. Setelah Bapak makan, Bapak akan memberkatimu dihadapan Allah sebelum Bapak mati.’ Nah, anakku, dengarkanlah dan lakukanlah apa yang Ibu katakan ini.  Pergilah  ke tempat domba kita, pilihlah dua anak kambing yang gemuk-gemuk. Ibu akan memasaknya menjadi makanan kesukaan ayahmu. Nanti bawalah  makanan itu kepada Bapak supaya dimakannya, dan supaya engkaulah yang diberkati sebelum Bapak meninggal.”

Tetapi Yakub berkata kepada ibunya, “Ibu, bukankah badan Esau berbulu, sedangkan badan saya tidak? Walaupun Ayah sudah buta, Ayah masih tetap dapat meraba. Nanti kalau Ayah meraba badan saya, Ayah akan tahu bahwa saya sedang menipunya. Nanti Ayah akan mengutuki saya bukannya memberkati saya.”

Lanjutkan membaca Nabi Ishak Memberkati Nabi Yakub

Esau dan Yakub

Sesudah Nabi Ibrahim meninggal, Allah berbicara kepada Nabi Ishak dan memberitahu semua janji yang pernah disampaikan-Nya kepada Nabi Ibrahim, yaitu bahwa Orang yang dijanjikan, yang akan mengalahkan Iblis, akan lahir dari garis keturunan Nabi Ishak.

Nabi Ishak menikah dengan seorang wanita yang bernama Ribka. Ia adalah wanita yang saleh, maksudnya, ia percaya kepada Allah Yang Maha Esa dan taat kepadaNya. Allah memberkati Nabi Ishak dan Ribka dengan anak kembar laki-laki.  Anak kembar itu diberi nama Esau dan Yakub.  Walaupun Esau dan Yakub anak kembar, mereka berbeda sekali.  Esau warnanya kemerah-merahan dan kulitnya seperti jubah yang berbulu.  Ketika Esau sudah besar, ia menjadi pemburu yang cakap dan suka tinggal di padang.  Di pihak lain, Yakub, kulitnya tidak seperti jubah yang berbulu; kulitnya licin. Yakub bersifat tenang dan suka tinggal di rumah. Lanjutkan membaca Esau dan Yakub