Arsip Tag: Torah

Nabi Daniel Dilemparkan Di Dalam Goa

Ketika Raja Darius menjadi raja Babil, ia mengangkat Nabi Daniel menjadi penguasa seluruh kerajaan. Ia berkenan kepada Nabi Daniel karena Nabi Daniel selalu setia dan rajin dalam pekerjaannya.

Tetapi para pejabat tinggi yang lain tidak senang kepada Nabi Daniel. Mereka iri hati karena Raja Darius lebih suka kepada Nabi Daniel.

Mereka berusaha mencari kesalahan-kesalahan Nabi Daniel untuk mencelakakannya. Namun mereka tidak berhasil karena Nabi Daniel setia dan jujur serta tidak melakukan kelalaian atau kesalahan apa pun.

Lalu mereka berkata, “Kita hanya dapat menemukan kesalahan Nabi Daniel dalam hal yang berhubungan dengan agamanya.”

Kemudian mereka membuat rencana dan pergi menghadap Raja Darius. Kata mereka, “Ya Tuanku Raja Darius, hiduplah Tuanku untuk selama-lamanya! Kami semua telah mufakat untuk mengusulkan supaya Tuanku mengeluarkan surat perintah yang harus ditaati dengan sungguh-sungguh. Inilah perintahnya: Selama 30 hari tak seorangpun boleh memohon kepada salah satu orang  atau dewa, kecuali kepada Raja Darius sendiri. Barangsiapa melanggar perintah itu ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.” Lanjutkan membaca Nabi Daniel Dilemparkan Di Dalam Goa

Al-Quran Mengakui Alkitab Diwahyukan

Dari halaman halaman Al-Quran terlihat bahwa Alkitab diwahyukan Allah

Al-Quran sendiri menekankan bahwa Firman Allah tidak dapat diubah

Alkitab di akui sebagai Wahyu Ilahi. Menurut Al-Qur’an Ada Kitab Suci sebelumnya yaitu Kitab Suci Taurat, Zabur, Injil.

Kitab Suci Taurat sudah lengkap sebelum tahun 400 SM (sekitar 2.500 tahun yg lalu).

Kitab Suci Injil dituliskan dalam abad ke-1 M. Berarti semua Kitab-Kitab suci sebelumnya diakui Al-Qur’an sebagai kalimat atau firman Allah Lanjutkan membaca Al-Quran Mengakui Alkitab Diwahyukan

Nabi Elia Di Gunung Horeb

Raja Ahab yang jahat itu mempunyai seorang istri yang lebih jahat lagi, namanya Izebel. Ketika Ratu Izebel mendengar bahwa nabi-nabi Baal sudah dibunuh oleh Nabi Elia ia marah sekali karena ia menyembah Baal.

Maka Izebel mengirim berita ini kepada Nabi Elia, “Nabi-nabi saya kaubunuh; saya bersumpah bahwa sebelum besok malam saya akan membunuh kamu.”

Nabi Elia menjadi takut, lalu melarikan diri supaya tidak dibunuh. Ia berjalan kaki selama satu hari dan berhenti di bawah sebuah pohon. Di situ ia duduk dan ingin mati saja. “Saya tidak tahan lagi, Allah,” katanya kepada Allah. “Ambillah nyawa saya. Saya mau mati saja.” Lanjutkan membaca Nabi Elia Di Gunung Horeb

Pemberontakan Kaum Israil

Bangsa Israil sudah dibebaskan dari negeri Mesir. Allah sudah memimpin mereka dan memberi mereka makanan dan minuman selama mereka menempuh perjalanan di padang pasir. Allah juga sudah memberitahu perintah-perintah-Nya kepada mereka – bagaimana membangun Baitullah, bagaimana mempersembahkan kurban bagi-Nya, dan bagaimana hidup sesuai dengan syariat-syariat-Nya.

Akhirnya mereka siap untuk masuk ke Tanah Kanaan yang sudah dijanjikan kepada Nabi Ibrahim dan keturunannya. Allah berkata kepada Nabi Musa, “Pilihlah seorang pemimpin dari setiap suku Israil untuk memata-matai Tanah Kanaan yang akan Kuberikan kepada mereka.” Lanjutkan membaca Pemberontakan Kaum Israil

Baitullah (Rumah Allah)

Nabi Musa diberi 10 syariat Allah di Gunung Sinai. Ia mendaki Gunung Sinai, dan segumpal awan menutupinya. Empat puluh hari empat puluh malam Nabi Musa tinggal di situ.

Selama 40 hari 40 malam, Allah memberi petunjuk mengenai kemah Allah. Katanya, “Aku akan tinggal di dalam Baitullah dan akan selalu berada di tengah-tengah umat-Ku.”

Nabi Musa harus membuat pagar di sekeliling Baitullah itu, dan ia hanya perlu membuat satu pintu masuk saja. Di dalam pagar itu harus dibangun sebuah tempat yang besar untuk menaruh semua kurban yang akan dipersembahkan. Di dekat tempat itu ada sebuah tempayan besar berisi air supaya imam-imam dapat mencuci tangan dan kaki mereka. Lanjutkan membaca Baitullah (Rumah Allah)

Sepuluh Syariat Allah

Dua belas anak Nabi Yakub dan keturunannya sekarang  disebut kaum Israil. Mereka sudah menjadi bangsa yang besar. Raja mereka adalah Allah. Mereka terus berjalan dan akhirnya tiba di Gunung Sinai. Allah memimpin Nabi Musa sampai umat Israil dapat beribadah di gunung itu.

Allah  memanggil Nabi Musa agar datang ke puncak  Gunung Sinai.  Di situ Allah  berkata  kepada Nabi Musa, “Sekarang kalau kalian bertaat kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kalian akan Kujadikan umat-Ku sendiri.” Nabi Musa kembali kepada orang-orang Ibrani itu dan menceritakan semua yang dikatakan Allah  kepadanya. Orang banyak itu berkata, “Kami mau melakukan segala sesuatu yang difirmankan Allah.”

Lanjutkan membaca Sepuluh Syariat Allah

Bencana- Bencana di Mesir

Pada zaman Musa, orang-orang Mesir menyembah banyak dewa, misalnya dewa matahari dan dewa bulan. Mereka juga menyembah Sungai Nil, sapi, kodok, dsb.

Orang-orang Mesir menyembah ciptaan Allah, bukannya menyembah Allah, Sang Pencipta. Orang-orang Mesir memberontak terhadap Allah Yang Maha Esa dan Yang Mahabesar. Mereka adalah orang-orang yang zalim.

Musa dan Harun  pergi menemui raja Mesir dan memberitahu bahwa Allah  ingin supaya umat-Nya, yaitu keturunan Ibrahim, dibebaskan dari perbudakan di Tanah Mesir. Untuk menyatakan kuasa Allah yang ajaib kepada raja  Mesir, yaitu raja Firaun, Harun melemparkan tongkatnya ke tanah di depan  raja dan para pegawainya, lalu tongkat itu berubah menjadi ular. Para ahli sihir Firaun berbuat begitu juga dengan ilmu sihir mereka. Tongkat mereka juga menjadi ular, tetapi tongkat Harun menelan tongkat mereka.

Musa dan Harun melakukan berbagai macam keajaiban. Dengan demikian, Allah menyatakan kepada Firaun dan orang-orang Mesir bahwa Allah bani Ibrahim adalah Allah Yang Mahakuasa. Tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh sebab itulah Allah  menimpakan adzab-Nya kepada orang Mesir supaya hati raja Firaun yang keras itu mau menuruti kehendak Allah.

Lanjutkan membaca Bencana- Bencana di Mesir

LGBT dan Alkitab 

Orang-orang LGBT mungkin merasa diasingkan atau ditolak dari masyarakat. Apakah tindakan LGBT diperbolehkan menurut pandangan Alkitab?

Alkitab ceritakan dalam Kejadian bab 1,2 dan 3 bagaimana Allah menciptakan satu laki-laki dulu dan pasangannya adalah seorang perumpuan. Inilah polanya untuk hubungan seksual dan sepanjang hidup, laki-laki bersama perumpuan.

Kalau lanjut ke Kejadian 19 bisa membaca tentang sebuah kota Sodom dan Gomora. Disitu ada laki-laki bersetubuh  laki-laki dan oleh karena itu dapat hukuman dari Allah.

Hal yg buruk terhadap Tuhan terjadi lagi di Hakim-Hakim 19 ketika ada pria-pria dalam satu kota yg mau menirukan Sodom. Pria-pria tersebut mau bersetubuh degan tamu yg pria juga. Lanjutkan membaca LGBT dan Alkitab 

Keluarga Nabi Yakub Pindah Ke Mesir

Kakak-kakak Nabi Yusuf dan adiknya sudah datang untuk kesekian kalinya di Mesir guna membeli gandum bagi keluarganya. Mereka belum dapat mengenali Nabi Yusuf, saudaranya, tetapi Nabi Yusuf mengenali mereka.

Mereka sudah makan dan minum di rumah Gubernur Mesir tersebut. Keesokan harinya mereka berangkat pulang ke Kanaan. Mereka membawa pulang gandum dengan jaminan keledainya. Mereka tidak tahu bahwa Nabi Yusuf sudah menyuruh hambanya untuk memasukkan uang mereka ke dalam karung-karung mereka. Piala perak Nabi Yusuf  juga dimasukkan ke dalam karung Benyamin. Lanjutkan membaca Keluarga Nabi Yakub Pindah Ke Mesir

Nabi Yusuf – dari Penjara ke Istana

Nabi Yusuf adalah anak Nabi Yakub. Ia adalah putra yang paling dikasihinya. Kakak-kakaknya iri dan cemburu kepadanya. Mereka menjual Nabi Yusuf  untuk dijadikan hamba. Nabi Yusuf lalu dibawa ke Mesir oleh kafilah.

Di Mesir Nabi Yusuf menjadi hamba Potifar. Nabi Yusuf menjadi hamba yang jujur dan rajin. Akan tetapi, ia difitnah oleh istri Potifar sehingga Nabi Yusuf dipenjarakan. Baik di rumah Potifar maupun di penjara, Nabi Yusuf selalu berhasil karena Allah memberkati dan menolongnya.

Dua pelayan raja Mesir dipenjarakan oleh raja, tetapi satu di antaranya, yaitu pengurus minuman dibebaskan dan dikembalikan kepada jabatannya yang semula. Sementara itu yang satunya lagi, yaitu pengurus  roti, dihukum mati. Pengurus minuman ditolong oleh Nabi Yusuf  di penjara, tetapi setelah ia dibebaskan, ia tidak ingat lagi kepada Nabi Yusuf.

Lanjutkan membaca Nabi Yusuf – dari Penjara ke Istana