Raja Nebukadnezar, raja kerajaan Babil, membuat sebuah patung emas yang besar sekali. Ia mendirikannya di tempat di mana semua orang dapat melihatnya.
Kemudian semua raja wilayah, para gubernur, bupati, penasihat negara, bendahara, hakim, ahli hukum dan semua kepala daerah diundang untuk menghadiri upacara peresmian patung emas itu.
Setelah mereka semua datang, berserulah ajudan raja dengan nyaring, “Dengarlah perintah raja! Jika terompet berbunyi diikuti bunyi seruling, kecapi, dan alat-alat musik lainnya, Saudara-saudara harus sujud menyembah patung emas yang telah didirikan oleh Paduka Raja. Barangsiapa tidak sujud menyembah patung itu ia akan langsung dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.”
Ada 3 orang yang sudah tahu bahwa mereka tidak boleh menyembah patung itu. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menyembah Allah Yang Maha Esa. Lanjutkan membaca Dalam Perapian Karena Ketaatan