Arsip Tag: Nabi Musa

Siapakah itu Isa ?

Siapakah itu Isa?
Nabi yg mana melakukan sebanyak mukjizat sebagai Isa dengan kuasaNya sendiri?

Dia tidak pernah minta kuasa atau menunggu perintah dari Allah untuk melakukan mukjizat.
Dia hanya berFirman dan langsung terjadi (seperti Kitab Suci Taurat, Kejadian 1)

Dia lahir dari Seorang perawan.
Dia berpuasa 40 hari, 40 malam.
Dia menyembuhkan segala macam sakit penyakit: buta, bisu, lumpuh, berdarah, sakit kusta , dll.

Dia membangkitkan orang yg sudah mati beberapa kali.

Lanjutkan membaca Siapakah itu Isa ?

Isa Almasih Mengajar tentang Dinullah (Kerajaan Allah)

Isa Almasih pergi ke mana-mana untuk mengajar tentang Kerajaan Allah. Sejak Nabi Adam berdosa, semua orang menjadi berdosa dan lahir di dalam kerajaan Iblis.

Isa Almasih datang ke dunia untuk menghancurkan kerajaan Iblis dan membangun Kerajaan Allah.

Dia siap melepaskan setiap orang dari kerajaan Iblis dan memindahkannya ke dalam Kerajaan Allah — menjadi umat Allah. Tetapi Allah tidak memaksa seseorang untuk pindah ke dalam Kerajaan-Nya.

Dia hanya menyerukan agar setiap orang percaya kepada-Nya dan mengikuti jalan yang lurus yang ditunjukkan oleh Isa Almasih.
Isa Almasih banyak mengajar tentang Kerajaan Allah.

Di sini tidak mungkin untuk menceritakan semuanya, tetapi pada bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang paling penting tentang Kerajaan Allah.

Isa menyempurnakan hukum Taurat. Dalam hukum Taurat, ada perintah: “Jangan membunuh”. Isa Almasih mengajar bahwa barangsiapa marah kepada orang lain, ia berdosa seperti orang yang membunuh.

Dalam hukum Taurat juga ada ajaran seperti ini: “Setiap orang yang menceraikan istrinya harus memberikan surat cerai kepadanya.” Tetapi Isa Almasih berkata, “Jangan menceraikan seorang istri kalau ia tidak menyeleweng.”

Juga ada ajaran seperti ini: “Cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu.” Tetapi Isa mengajarkan: “Cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian.”

Isa Almasih juga mengajar bagaimana orang yang sudah pindah ke dalam Din atau Kerajaan Allah harus sholat, memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Dia berkata, “Jangan kalian melakukan kewajiban agama di depan umum supaya dilihat orang.”

Jadi jangan memberi sedekah supaya orang lain melihat. Juga jangan sholat atau berdoa hanya supaya orang lain melihat dan memuji kita, tetapi berdoalah di kamar sendiri supaya Allah sajalah yang melihat dan mendengar kita.

Kalau berpuasa, janganlah bermuka muram, tetapi cucilah muka kita dan sisirlah rambut kita supaya tidak ada yang tahu bahwa kita sedang berpuasa, kecuali Allah yang mahatahu.

Kata Isa Almasih, “Jangan khawatir tentang apa yang akan kalian makan atau apa yang akan kalian pakai, tetapi percayalah kepada Allah. Usahakanlah dahulu supaya Allah benar-benar menjadi penguasa tunggal atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya, maka semua yang lain juga akan diberikan Allah kepadamu.”

Ada dua pilihan atau dua pintu. Saudara hanya boleh memilih satu saja. Jangan memilih pintu yang besar dan lebar, yaitu memilih yang gampang dan yang duniawi. Mengapa?

Karena pintu ini menuju ke neraka. Tetapi pilihlah pintu yang sempit dan yang sukar, yang membawa orang kepada hidup yang kekal.

Ini adalah pintu dan jalan yang lurus, yang ditunjukkan oleh Isa Almasih. Orang yang memilih pintu yang sempit hanya sedikit. Mereka harus mematikan nafsu duniawi dan memikirkan orang lain. Mereka selalu ingin melakukan kehendak Allah yang ditunjukkan oleh firman-Nya.

Isa Almasih memberi kesimpulan tentang ajaran-Nya dalam satu perintah yang mempunyai dua imbauan. “Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal, dan kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi diri sendiri.”

Isa Almasih juga mengajarkan bahwa orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan yang menurutinya sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu.

Tetapi orang yang mengetahui ajaran-Nya dan tidak menurutinya sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Yang mana yang akan Saudara pilih?

Pintu yang lebar atau pintu yang sempit? Jalan yang mudah atau jalan yang sukar? Bijak atau bodoh?

Al-Quran Mengakui Alkitab Diwahyukan

Dari halaman halaman Al-Quran terlihat bahwa Alkitab diwahyukan Allah

Al-Quran sendiri menekankan bahwa Firman Allah tidak dapat diubah

Alkitab di akui sebagai Wahyu Ilahi. Menurut Al-Qur’an Ada Kitab Suci sebelumnya yaitu Kitab Suci Taurat, Zabur, Injil.

Kitab Suci Taurat sudah lengkap sebelum tahun 400 SM (sekitar 2.500 tahun yg lalu).

Kitab Suci Injil dituliskan dalam abad ke-1 M. Berarti semua Kitab-Kitab suci sebelumnya diakui Al-Qur’an sebagai kalimat atau firman Allah Lanjutkan membaca Al-Quran Mengakui Alkitab Diwahyukan

Jatuhnya Benteng dan Kota Yerikho

Allah telah berjanji kepada Nabi Ibrahim bahwa Tanah Kanaan akan diberikan kepada keturunannya sebagai milik atau warisannya. Tetapi sudah selama 430 tahun keturunan Nabi Ibrahim meninggalkan Tanah Kanaan dan tinggal di Mesir.

Setelah Nabi Yusuf meninggal, raja Mesir tidak ingat lagi kepada kebaikannya. Keturunan Nabi Ibrahim diperbudak. Allah melihat kesusahan orang Israil dan membebaskan mereka dari Mesir. Nabi Musa yang menjadi pemimpin mereka.

Mereka siap masuk Tanah Kanaan, tetapi mereka takut kepada penduduk Tanah Kanaan. Mereka tidak percaya kepada Allah, dan ingin kembali ke Mesir. Bagaimana Allah menghukum mereka?

Lanjutkan membaca Jatuhnya Benteng dan Kota Yerikho

Pemberontakan Kaum Israil

Bangsa Israil sudah dibebaskan dari negeri Mesir. Allah sudah memimpin mereka dan memberi mereka makanan dan minuman selama mereka menempuh perjalanan di padang pasir. Allah juga sudah memberitahu perintah-perintah-Nya kepada mereka – bagaimana membangun Baitullah, bagaimana mempersembahkan kurban bagi-Nya, dan bagaimana hidup sesuai dengan syariat-syariat-Nya.

Akhirnya mereka siap untuk masuk ke Tanah Kanaan yang sudah dijanjikan kepada Nabi Ibrahim dan keturunannya. Allah berkata kepada Nabi Musa, “Pilihlah seorang pemimpin dari setiap suku Israil untuk memata-matai Tanah Kanaan yang akan Kuberikan kepada mereka.” Lanjutkan membaca Pemberontakan Kaum Israil

Baitullah (Rumah Allah)

Nabi Musa diberi 10 syariat Allah di Gunung Sinai. Ia mendaki Gunung Sinai, dan segumpal awan menutupinya. Empat puluh hari empat puluh malam Nabi Musa tinggal di situ.

Selama 40 hari 40 malam, Allah memberi petunjuk mengenai kemah Allah. Katanya, “Aku akan tinggal di dalam Baitullah dan akan selalu berada di tengah-tengah umat-Ku.”

Nabi Musa harus membuat pagar di sekeliling Baitullah itu, dan ia hanya perlu membuat satu pintu masuk saja. Di dalam pagar itu harus dibangun sebuah tempat yang besar untuk menaruh semua kurban yang akan dipersembahkan. Di dekat tempat itu ada sebuah tempayan besar berisi air supaya imam-imam dapat mencuci tangan dan kaki mereka. Lanjutkan membaca Baitullah (Rumah Allah)

Sepuluh Syariat Allah

Dua belas anak Nabi Yakub dan keturunannya sekarang  disebut kaum Israil. Mereka sudah menjadi bangsa yang besar. Raja mereka adalah Allah. Mereka terus berjalan dan akhirnya tiba di Gunung Sinai. Allah memimpin Nabi Musa sampai umat Israil dapat beribadah di gunung itu.

Allah  memanggil Nabi Musa agar datang ke puncak  Gunung Sinai.  Di situ Allah  berkata  kepada Nabi Musa, “Sekarang kalau kalian bertaat kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kalian akan Kujadikan umat-Ku sendiri.” Nabi Musa kembali kepada orang-orang Ibrani itu dan menceritakan semua yang dikatakan Allah  kepadanya. Orang banyak itu berkata, “Kami mau melakukan segala sesuatu yang difirmankan Allah.”

Lanjutkan membaca Sepuluh Syariat Allah

Allah Memimpin Bangsa Israil Keluar dari Mesir

Dua setengah juta bani Ibrahim mulai mengadakan perjalanan ke negeri yang dijanjikan Allah kepada Ibrahim. Allah  memimpin umat-Nya dalam perjalanan itu. Pada waktu siang, Allah  menaungi mereka dengan awan dan pada waktu malam Ia menerangi mereka dengan cahaya api yang menunjukkan jalan kepada mereka. Dengan demikian, mereka dapat berjalan siang dan malam. Sepanjang hari awan berada  di depan bangsa itu  dan sepanjang malam cahaya api menerangi mereka.

Sesudah beberapa hari dalam perjalanan, bani Ibrahim sampai ke pantai laut yang luas.

Sesudah Firaun membiarkan umat Allah pergi, ia menyesal. Raja Firaun menyuruh tentaranya mengejar bani Ibrahim. Mereka menemukan bani Ibrahim di dekat laut yang luas itu.

Ketika bani Ibrahim melihat raja Firaun dan tentaranya datang mengejar, mereka sangat ketakutan dan berteriak kepada Allah minta pertolongan. Kata mereka kepada Musa, “Apakah di Mesir tidak ada kuburan sehingga engkau membawa kami supaya mati di tempat ini? Lebih baik menjadi budak di sana daripada  mati di padang gurun ini!”

Lanjutkan membaca Allah Memimpin Bangsa Israil Keluar dari Mesir

Bencana- Bencana di Mesir

Pada zaman Musa, orang-orang Mesir menyembah banyak dewa, misalnya dewa matahari dan dewa bulan. Mereka juga menyembah Sungai Nil, sapi, kodok, dsb.

Orang-orang Mesir menyembah ciptaan Allah, bukannya menyembah Allah, Sang Pencipta. Orang-orang Mesir memberontak terhadap Allah Yang Maha Esa dan Yang Mahabesar. Mereka adalah orang-orang yang zalim.

Musa dan Harun  pergi menemui raja Mesir dan memberitahu bahwa Allah  ingin supaya umat-Nya, yaitu keturunan Ibrahim, dibebaskan dari perbudakan di Tanah Mesir. Untuk menyatakan kuasa Allah yang ajaib kepada raja  Mesir, yaitu raja Firaun, Harun melemparkan tongkatnya ke tanah di depan  raja dan para pegawainya, lalu tongkat itu berubah menjadi ular. Para ahli sihir Firaun berbuat begitu juga dengan ilmu sihir mereka. Tongkat mereka juga menjadi ular, tetapi tongkat Harun menelan tongkat mereka.

Musa dan Harun melakukan berbagai macam keajaiban. Dengan demikian, Allah menyatakan kepada Firaun dan orang-orang Mesir bahwa Allah bani Ibrahim adalah Allah Yang Mahakuasa. Tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh sebab itulah Allah  menimpakan adzab-Nya kepada orang Mesir supaya hati raja Firaun yang keras itu mau menuruti kehendak Allah.

Lanjutkan membaca Bencana- Bencana di Mesir

Allah Memilih Musa

Waktu Musa sudah dewasa, ia pergi menemui orang-orang sebangsanya. Ia melihat bagaimana mereka dipaksa melakukan pekerjaan yang berat. Dilihatnya juga ada seorang Mesir memukul seorang bani Ibrahim (Israil).  Musa menengok ke kanan dan ke kiri, dan ketika ia mengetahui bahwa tidak ada yang melihat dia, orang Mesir itu dibunuhnya!  Musa menyembunyikan mayatnya di dalam pasir.

Keesokan harinya Musa pergi lagi, dan ia melihat dua orang Israil sedang berkelahi. “Mengapa engkau memukul kawanmu?” tanya Musa kepada orang yang bersalah itu.

Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi hakim kami? Apakah engkau mau membunuh  kami juga seperti membunuh orang Mesir itu?” Lalu  Musa menjadi takut dan berpikir, “Celaka! Perbuatanku itu sudah ketahuan.”  Musa lalu melarikan diri  dari Mesir ke  negeri Madyan. Lanjutkan membaca Allah Memilih Musa