Arsip Kategori: Renungan

Isa Menyembuhkan Orang yang Kerasukan Setan

Setelah Isa Al Masih meredakan angin ribut dan badai di Danau, pengikut- pengikut-Nya dapat mengemudikan perahu itu sampai ke seberang danau, di daerah Gerasa.

Begitu mereka turun dari perahu, datanglah seorang laki-laki, ia keluar dari kuburan. Orang itu sebetulnya orang kota. Sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak mau tinggal di rumah.

Orang itu kerasukan roh jahat dan suka tinggal di kuburan- kuburan. Ia sudah tidak dapat diikat lagi; dengan rantai pun tidak.

Sudah sering kaki dan tangannya dibelenggu, tetapi rantai-rantai itu selalu diputuskannya; besi pada kakinya pun dipatahkannya. Ia begitu kuat sehingga tidak seorang pun dapat menahannya. Siang malam ia berkeliaran di kuburan, di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan melukai badannya dengan batu.

Lanjutkan membaca Isa Menyembuhkan Orang yang Kerasukan Setan

Isa Almasih Menghentikan Angin Ribut


Pada suatu hari ketika sudah sore, Isa Al Masih dengan pengikut-pengikut-Nya naik perahu. “Mari kita pergi ke seberang danau,” kata Isa kepada mereka.

Lalu mereka berangkat. Ingatkah bahwa paling sedikit empat pengikut Nabi Isa adalah nelayan?
Mereka pandai mengemudikan perahu; mereka juga senang berlayar di Danau.

Oleh karena Isa Al Masih capai sekali, Dia tertidur. Dia sudah mengajar dan menolong banyak orang pada siang harinya.

Lanjutkan membaca Isa Almasih Menghentikan Angin Ribut

Siapakah itu Isa ?

Siapakah itu Isa?
Nabi yg mana melakukan sebanyak mukjizat sebagai Isa dengan kuasaNya sendiri?

Dia tidak pernah minta kuasa atau menunggu perintah dari Allah untuk melakukan mukjizat.
Dia hanya berFirman dan langsung terjadi (seperti Kitab Suci Taurat, Kejadian 1)

Dia lahir dari Seorang perawan.
Dia berpuasa 40 hari, 40 malam.
Dia menyembuhkan segala macam sakit penyakit: buta, bisu, lumpuh, berdarah, sakit kusta , dll.

Dia membangkitkan orang yg sudah mati beberapa kali.

Lanjutkan membaca Siapakah itu Isa ?

Siapakah Seseorang Pelayan Jemaat (Hamba Tuhan)?

Efesus 4:1-16


1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan,
supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan
panggilan itu.
2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu.
3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:

4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu
pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di
dalam semua.


7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut
ukuran pemberian Kristus.
8 Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-
tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.”
9 Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang
paling bawah?
10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.


11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-
pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus,
13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus,


14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa
angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,
15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh
di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota– menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Pengantar Efesus: Kitab Efesus, bersamaan dengan Kitab Filipi, Kolose, dan Filemon, merupakan salah satu dari “Surat Penjara” Paulus.

Frank Gaebelein menyatakan melalui komentarinya thd Kitab Efesus, bahwa surat Paulus menyatakan kepada jemaat Efesus tentang “cakupan rencana Tuhan yang menakjubkan di dalam Kristus hingga genap waktunya.”

Pendeta dan penulis, James Montgomery Boice menulis bahwa Efesus “menekankan kedaulatan Tuhan dalam keselamatan dan usapan kekal dari rencana Allah, yang mana orang percaya orang percaya diangkat dari dalamnya kebejatan dosa dan kutukan kepada tingginya sukacita kekal dan persekutuan dengan Allah.”



Salah satu tempat dimana Paulus mengungkapkan jangkauan kedaulatan rencana Tuhan adalah didalam karunianya kepada gereja, dan rencana-Nya yang mulia terhadap karunia tersebut, tercatat didalam empat pasal pertama kitab Efesus
(Wood, A. S. (1981). Ephesians. In F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon (Vol. 11, p. 17). Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House.
2 Boice, J. M. (1988). Ephesians: an expositional commentary (p. xi). Grand Rapids, MI: Ministry Resources Library.)


Paulus menyampaikan karunia Tuhan kepada gereja menggunakan kalimat ini: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita- pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”


Paulus menuliskan tentang karunia Tuhan diawali dengan menjelaskan dasar pemahaman kedaulatan rencana Tuhan bagi gereja.

Pengajar gereja Warren Wiersbe menjelaskan dasar tersebut dengan membagi kitab Efesus kedalam dua bagian:
■ tiga pasal pertama Efesus berkaitan dengan DOKTRIN; tiga pasal terakhir berkaitan dengan TUGAS.
■ tiga pasal pertama Efesus berkaitan dengan KECUKUPAN kita dalam Kristus, tiga pasal terakhir berkaitan dengan TANGGUNG JAWAB kita dalam Kristus.
■ tiga pasal pertama berkaitan dengan KEKAYAAN dari berkat dalam Kristus, tiga pasal terakhir berkaitan dengan LANGKAH hidup kita dalam Kristus


Pengantar Pesan: Surat Efesus mengikuti model pemberian salam persuratan, Paulus memulai paragraf pertama suratnya dengan kata Yunani Eulogytos.

Anda dapat melihat kata Yunani ini sebagai akar kata Eulogi (dalam bhs inggris; pidato atau tulisan tentang seorang yang terpandang yang baru saja meninggal). umumnya ketika upacara pemakaman, orang Amerika akan memberikan eulogi, atau pidato/kesan-kesan baik dari orang yang meninggal.


Kata yang sama dalam bahasa Yunani adalah Evangelion, yang diterjemahkan sebagai pesan yang baik atau berita baik, yang adalah Injil.

Disini, di bagian awal surat, kata sifat eulogi menjelaskan bahwa Tuhan LAYAK DIPUJI. Eulogi diterjemahkan menjadi:
• Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus (TB)

Apa yang Paulus pujikan, atau syukurkan, tentang Tuhan?
✝ Terpujilah Tuhan yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani dalam sorga (1:3)
✝ Terpujilah Tuhan karena Ia telah memilih kita dalam Kristus sebelum dunia
dijadikan (1:4-6)
✝Terpujilah Tuhan karena telah mengangkat kita sebagai AnakNya oleh Yesus
(1:5)
✝Terpujilah Tuhan yang telah mengaruniakan berkat kepada kita dalam Yesus
Kristus (1:6)
✝Terpujilah Tuhan atas penebusan dan pengampunan dosa! (1:7)
✝ Terpujilah Tuhan atas limpahan hikmat dan pengertian kepada kita (1:7-8)
✝Terpujilah Tuhan atas rahasia yang telah Ia nyatakan sesuai dengan rencana kerelaanNya (1:9)

✝ Terpujilah Tuhan atas setiap hal yang dipersatukan dalam Kristus (1:10)
✝ Terpujilah Tuhan karena Dia kita mendapat bagian dalam Kristus (1:11)
✝ Terpujilah Tuhan atas segala sesuatu yang terjadi atas kehendak-Nya (1:11)
✝ Terpujilah Tuhan atas pengharapan kita dalam Kristus supaya menjadi kemuliaan bagi Dia (1:12)
✝ Terpujilah Tuhan yang telah memeteraikan kita dengan Roh Kudus (1:13)
✝ Terpujilah Tuhan yang dahulunya kita telah mati karena pelanggaran dosa kita, Ia menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus (2:1-5)
✝ Terpujilah Tuhan yang telah membangkitkan kita dan memberikan tempat bersama dengan Dia di sorga (2:6)
✝ Terpujilah Tuhan yang menyelamatkan kita karena kasih karunia oleh iman (2:8-9)
✝ Terpujilah Tuhan karena kita adalah ciptaan-Nya (2:10)
✝ Terpujilah Tuhan karena dahulu kita yang bukan yahudi, terpisahkan dari Allah tanpa pengharapan, telah dibawa dekat melalui darah Kristus (2:11-13)
✝ Terpujilah Tuhan karena melalui Kristus kita beroleh jalan kepada Bapa (2:17-18)
✝Terpujilah Tuhan karena kita bukan lagi orang asing atau pendatang melainkan kawan sewarga (2:19-20)
✝ Terpujilah Tuhan atas kita turut dibangun menjadi kediaman Allah dalam Roh (2:21-22)

✝ Terpujilah Tuhan karena mereka yang sebelumnya bukan Yahudi, karena berita Injil, menjadi ahli waris dan anggota tubuh dan peserta dalam janji (3:1-6)
✝ Bless God that Believers have Boldness and Confident Access through Faith in Christ! (3:11-12)
Terpujilah Tuhan karena dalam Dia, kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah melalui Yesus Kristus (3:11-12)

Sebagai hasil dari BERKAT luar biasa dari ALLAH YANG LAYAK DIPUJI, Paulus berlanjut kepada bagian paruh kedua dari suratnya dengan menulis “Sebab itu…”

Dengan kata lain, karena semua hal yang telah membuat kita begitu DIBERKATI
• hal tersebut seharusnya mengakibatkan PUJIAN luar biasa kepada Tuhan (1:3)

kita seharusnya dengan rendah hati dan penuh rasa syukur terlibat dalam kedaulatan rencana dalam gerejaNya!

Tantangan:
Poin utama dari tiga pasal pertama kitab Efesus dapat diartikan dengan baik sebagai panggilan kepada Orang Percaya (“orang kudus”, 1:1) untuk MEMUJI TUHAN dengan suara pujian mereka, penghormatan, puji syukur, dan memberiNya kemuliaan yang menjadi milikNya. ini merupakan tantangan yang MUDAH DIPAHAMI dan MUDAH DITERIMA

Setidaknya ada 19 kali ditulis dalam Mazmur, seruan untuk “Pujilah Tuhan”
MESKIPUN BEGITU, apakah kita sama-sama mau untuk memahami dan menerima peran PELAYAN ORANG PERCAYA? ini adalah KATA KUNCI di tiga pasal terakhir Efesus!


Perikop Utama: Efesus 4:11-13
Bagian paruh kedua surat Paulus kepada jemaat di Efesus menyajikan FONDASI, Formasi, Fungsi untuk setiap pengikut Yesus untuk pelayan Injil Kristus dapat DIPERTIMBANGKAN DENGAN LAYAK

1. Pondasi Pelayanan (4:1-6)

PENJELASAN: Dasar pelayanan adalah “tubuh” yang mana SEMUA orang percaya “yang telah dipanggil” (4:4, 1). Allah telah menyatukan untuk diriNya dan untuk kemuliaanNya. TUBUH – dengan kata lain disebut gereja Yesus Kristus.


Paulus menunjuk mereka yang awalnya dimaksud pada keseluruhan surat, di pasal 1:1, ketika dia berkata, “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.”


Surat dituliskan kepada orang-orang kudus anda di 4:1 orang yang sama juga dimaksudkan ketika Paulus berkata, “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.”

Paul menyatakan setiap anggota tubuh Kristus – SETIAP orang percaya! Ia mengingatkan mereka akan tanggung jawab mereka satu sama lain (ayat 2-3), dan DASAR/PONDASI sebagai dasar tanggung jawab itu harus dinyatakan
✝ “satu tubuh” (4:4).
✝ “satu roh” (4:4).
✝ “satu pengharapan” (4:4).
✝ “satu Tuhan” (4:5).
✝ “satu iman” (4:5).
✝ “satu baptisan” (4:5).
✝ “satu Allah dan Bapa” (4:6).

DASAR untuk pelayanan adalah kenyataan untuk SETIAP ORANG YG PERCAYA KEPADA YESUS KRISTUS! Paulus berkata bahwa Allah kita adalah “Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.”

ILUSTRASI: Paulus menggunakan frasa “orang kudus” sebanyak 7 kali di Efesus dan sekitar 32 kali di seluruh kitabnya. Frasa itu penuh dengan makna.

■ Di 1:1, frasa tersebut menjelaskan penerima surat Paulus
■ Di 1:15, frasa menjelaskan kasih orang percaya di Efesus kepada sesama

■ Di 1:18 frasa menjelaskan betapa kayanya kemuliaan bagi Kristus
■ Di 2:19, frasa menjelaskan orang percaya Efesus sebagai anggota kerajaan Allah bersama dengan orang percaya lainnya


■ Di 3:18, frasa menjelaskan doa Paulus untuk orang percaya di Efesus memahami bersama-sama dengan setiap orang percaya, kebesaran kasih Allah
■ Di 4:12, frasa menjelaskan setiap individu yang diperlengkapi oleh pemimpin yang diberikan Tuhan untuk pelayanan pembangunan tubuh Kristus


■ Di 6:18, frasa menjelaskan setiap orang yang percaya di Efesus sebaiknya berdoa.


APLIKASI (Penerapan): Dalam pencerahan perjalanan Paulus, dibawah hikmat Roh Kudus, menulis kepada orang percaya di Efesus, jelas dinyatakan bahwa DASAR untuk pelayanan orang Kristen, menjadi tanggung jawab SETIAP orang percaya untuk melayani dalam “pekerjaan pelayanan” (4:12)

Dari tiap orang percaya, yang termuda hingga yang tertua, Allah telah membawa tiap dari kita kepada tubuhNya dan “menghidupkan kita bersama-sama dengan
Kristus” (2:5).

Dan telah “diselamatkan karena kasih karunia oleh iman” (2:8), kita satu dengan yang lainnya sekarang adalah “buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

SETIAP DARI KITA YANG PERCAYA DALAM NAMA YESUS!
diatas DASAR pelayanan, Allah kemudian MEMBENTUK pelayanan tersebut

2. Pembentukan Pelayanan (4:7-11)

PENJELASAN: Ketika Tuhan sedang membentuk pelayanan diantara umat manusia yang telah percaya pada Allah dan menjadi bagian tubuh-Nya, Ia memberikan dua kerunia utama:

“kepada kita masing-masing” telah dianugerahkan.. (4:7)

Karunia baik kepada rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita- pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:11)

Tujuan dari karunia ini adalah untuk membentuk dan menyusun persembahan hidup kita kepada Kristus

  • karunia yang tidak berbentuk yaitu penyertaan Tuhan, dan karunia yang melengkapi
  • karunia yg berbentuk pemimpin gereja
    yang membawa kita kepada FUNGSI pelayanan Allah yang diberikan kepada SEMUA orang percaya.
  • bagaimana pelayanan BERFUNGSI?

FUNGSI Pelayanan. (4: 12-13)
PENJELASAN: FUNGSI yang dirancang secara ilahi untuk pelayanan kita adalah untuk setiap orang percaya, SEMUA “orang-orang kudus”; menjadi:
■ “diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan” (4:12)

■ “membangun tubuh Kristus” (4:12)

■ “mencapai kesatuan iman” (4:13)

■ “manusia dewasa” (4:13)


Paulus menggunakan istilah “pekerjaan pelayanan” dalam 4:12 untuk menggambarkan apa yang SEMUA orang percaya diperlengkapi oleh para pemimpin Kristen untuk dilakukan.

Frasa “pekerjaan pelayanan” mengacu pada upaya harian yang diantisipasi dan diharapkan yang ditawarkan oleh pengikut Yesus untuk melayani orang lain.


Karunia anugrah Tuhan dalam diri seorang mukmin, ditambah dengan anugrah pertolongan, instruksi, dan bimbingan oleh para pemimpin Kristen yang setia diharapkan dapat mendorong SEMUA orang percaya dalam upaya sehari-hari untuk melayani sesama demi kemuliaan Tuhan!

“Pekerjaan pelayanan” yang diperlengkapi oleh SEMUA orang percaya untuk melakukannya memiliki tiga tujuan berikut:
(1) Pembangunan dalam Tubuh Kristus = “… membangun tubuh Kristus…” (4: 12c).
(2) Persatuan dalam Tubuh Kristus = “… sampai kita semua mencapai kesatuan iman…” (4: 13a).
(3) Kedewasaan dalam Tubuh Kristus = “… menjadi seorang yang dewasa…” (4: 13: b).


Semua ini diperlukan bagi Tubuh Kristus untuk menjalankan misi yang ditugaskan! Seperti garam dan terang yang membawa Injil ke bangsa-bangsa dan memuridkan bangsa-bangsa untuk kemuliaan Tuhan.


Tubuh Kristus bukanlah entitas yang terfokus ke dalam, tetapi ketika berfungsi dengan baik itu adalah mesin Injil dari kesatuan yang saling membangun yang ditekankan dalam kedewasaan untuk memajukan tujuan Kristus di dunia gelap ketidakpercayaan!


ILUSTRASI: “Efesus adalah ibu kota provinsi Romawi di Asia, terletak sekitar 175 kilometer di sebelah barat Kolose. Itu adalah pusat komersial, budaya, dan agama yang penting, dan kuil pualamnya yang megah (lihat Kisah Para Rasul 19:27) dipertimbangkan

salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. ”3 Seorang guru Alkitab menggambarkan pentingnya Efesus dengan kata-kata ini:
“Rupanya sang rasul menyadari potensi strategis kota metropolitan, yang telah ditempatkan sedemikian rupa untuk menguasai jalan raya utama antara timur dan barat. Efesus dikelilingi oleh 230 komunitas independen di dalam provinsi Romawi di Asia. Jika iman Kristen telah kokoh didirikan di ibu kota, itu dapat menyebar dari pusat ke pinggiran. ”4


APLIKASI: Singkatnya, tujuan Tuhan dalam SETIAP ORANG PERCAYA MENJADI MENTERI ADALAH – STRATEGIS. Efesus dan daerah sekitar Efesus akan secara dinamis dijangkau dengan Injil ketika SEMUA orang percaya berfungsi sesuai dengan karunia kasih karunia yang dicurahkan oleh Kristus ke dalam hidup mereka, dan cara mereka diperlengkapi oleh para pemimpin di sekitar mereka untuk melayani demikian.
Kita yang telah diselamatkan oleh kedaulatan anugrah Tuhan, tinggal disini oleh kedaulatan anugrah Tuhan, DI KOTA INI SAAT INI, sehingga rencana kedaulatan Tuhan untuk SEMUA anak-anak TerpilihNya dapat terwujud untuk kemuliaan dan pujian yang kekal. dari Dia yang olehnya kita telah dipilih sebelum dunia dijadikan !!
Namun, sebagai kesimpulan, izinkan saya menambahkan tantangan ini.
Kesimpulan: Gereja di Efesus kemudian (setelah kunjungan Paulus dan suratnya kepada mereka) membuat kesalahan besar.
Kesalahan dari Efesus
“Kesalahan orang Efesus” adalah bahwa mereka adalah gereja injili yang kuat secara doktrin 40 tahun setelah mereka didirikan oleh Rasul Paulus, tetapi mereka telah menjadi kelompok orang percaya yang dingin secara rohani yang telah kehilangan kasih mereka yang penuh gairah kepada Kristus. Wahyu 2 mengatakan, “… kamu memiliki ketekunan dan telah bertahan demi nama-Ku, dan belum menjadi lelah. Tapi aku menentangmu, bahwa kamu telah meninggalkan cinta pertamamu. “
Doktrin yang sehat + hati yang dingin selalu = ketidaksetujuan Tuhan !!
(Bratcher, R.G, & Nida, E. A. (1993). Buku pegangan tentang surat Paulus kepada jemaat di Efesus (hlm. 1–2). New York: Serikat Perkumpulan Alkitab.
4 Wood, A. S. (1981). Efesus. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon (Vol. 11, p. 12). Grand Rapids, MI: Rumah Penerbitan Zondervan.)

Sangat mudah untuk jatuh ke dalam ERROR OF THE EPHESIANS … (yang dapat digambarkan sebagai “mengatakan Amin untuk semua hal yang benar, tetapi tidak pernah merasakannya di dalam hati Anda”)
■ mengabaikan doa pribadi
■ setuju dengan guru Alkitab Anda, tapi jangan pernah melakukan penelitian Anda sendiri (file
Orang Yahudi Berean “menerima perkataan itu dengan semangat yang besar, memeriksa
Tulisan suci setiap hari untuk melihat apakah hal-hal ini memang demikian. ” (Kisah 17:11)
■ Menguji orang / guru lebih dari Firman Tuhan; atau pertahankan kritis
roh (Wahyu 2: 2,6)
■ melatih sikap superioritas spiritual – beri tahu orang-orang seberapa dekat Anda
kepada Tuhan, dan mengapa mereka harus menjunjung tinggi pendapat Anda
■ gagal menjadi MENTERI kasih karunia; duta besar Kristus; saksi setia untuk
kemuliaan Tuhan dan Injil Yesus Kristus.
■ Gagal melengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan pelayanan … (Ef 4: 12-13).

Isa Almasih Mengajar tentang Dinullah (Kerajaan Allah)

Isa Almasih pergi ke mana-mana untuk mengajar tentang Kerajaan Allah. Sejak Nabi Adam berdosa, semua orang menjadi berdosa dan lahir di dalam kerajaan Iblis.

Isa Almasih datang ke dunia untuk menghancurkan kerajaan Iblis dan membangun Kerajaan Allah.

Dia siap melepaskan setiap orang dari kerajaan Iblis dan memindahkannya ke dalam Kerajaan Allah — menjadi umat Allah. Tetapi Allah tidak memaksa seseorang untuk pindah ke dalam Kerajaan-Nya.

Dia hanya menyerukan agar setiap orang percaya kepada-Nya dan mengikuti jalan yang lurus yang ditunjukkan oleh Isa Almasih.
Isa Almasih banyak mengajar tentang Kerajaan Allah.

Di sini tidak mungkin untuk menceritakan semuanya, tetapi pada bagian ini akan dijelaskan hal-hal yang paling penting tentang Kerajaan Allah.

Isa menyempurnakan hukum Taurat. Dalam hukum Taurat, ada perintah: “Jangan membunuh”. Isa Almasih mengajar bahwa barangsiapa marah kepada orang lain, ia berdosa seperti orang yang membunuh.

Dalam hukum Taurat juga ada ajaran seperti ini: “Setiap orang yang menceraikan istrinya harus memberikan surat cerai kepadanya.” Tetapi Isa Almasih berkata, “Jangan menceraikan seorang istri kalau ia tidak menyeleweng.”

Juga ada ajaran seperti ini: “Cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu.” Tetapi Isa mengajarkan: “Cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian.”

Isa Almasih juga mengajar bagaimana orang yang sudah pindah ke dalam Din atau Kerajaan Allah harus sholat, memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Dia berkata, “Jangan kalian melakukan kewajiban agama di depan umum supaya dilihat orang.”

Jadi jangan memberi sedekah supaya orang lain melihat. Juga jangan sholat atau berdoa hanya supaya orang lain melihat dan memuji kita, tetapi berdoalah di kamar sendiri supaya Allah sajalah yang melihat dan mendengar kita.

Kalau berpuasa, janganlah bermuka muram, tetapi cucilah muka kita dan sisirlah rambut kita supaya tidak ada yang tahu bahwa kita sedang berpuasa, kecuali Allah yang mahatahu.

Kata Isa Almasih, “Jangan khawatir tentang apa yang akan kalian makan atau apa yang akan kalian pakai, tetapi percayalah kepada Allah. Usahakanlah dahulu supaya Allah benar-benar menjadi penguasa tunggal atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya, maka semua yang lain juga akan diberikan Allah kepadamu.”

Ada dua pilihan atau dua pintu. Saudara hanya boleh memilih satu saja. Jangan memilih pintu yang besar dan lebar, yaitu memilih yang gampang dan yang duniawi. Mengapa?

Karena pintu ini menuju ke neraka. Tetapi pilihlah pintu yang sempit dan yang sukar, yang membawa orang kepada hidup yang kekal.

Ini adalah pintu dan jalan yang lurus, yang ditunjukkan oleh Isa Almasih. Orang yang memilih pintu yang sempit hanya sedikit. Mereka harus mematikan nafsu duniawi dan memikirkan orang lain. Mereka selalu ingin melakukan kehendak Allah yang ditunjukkan oleh firman-Nya.

Isa Almasih memberi kesimpulan tentang ajaran-Nya dalam satu perintah yang mempunyai dua imbauan. “Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal, dan kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi diri sendiri.”

Isa Almasih juga mengajarkan bahwa orang yang mendengarkan perkataan-Nya dan yang menurutinya sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu.

Tetapi orang yang mengetahui ajaran-Nya dan tidak menurutinya sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Yang mana yang akan Saudara pilih?

Pintu yang lebar atau pintu yang sempit? Jalan yang mudah atau jalan yang sukar? Bijak atau bodoh?

Isa Al Masih Menyembuhkan Banyak Orang

Di mana pun Isa Al Masih pergi, Dia menolong banyak orang. Dia mengajar mereka dan Dia menyembuhkan orang-orang sakit. Dia juga mengusir roh-roh jahat.

Pada satu hari, ada seseorang yang berpenyakit kulit yang mengerikan datang kepada Isa. Pada waktu itu, ada satu jenis penyakit kulit yang mengerikan, yaitu penyakit kusta, satu penyakit yang paling memalukan.

Kalau seseorang sakit kusta, ia tidak boleh tinggal di rumahnya. Ia pun tidak boleh tinggal di dalam kota. Ia harus tinggal di luar kota dan kalau ia melihat orang lain mendekatinya, ia harus berteriak, “Kotor! Najis!”, untuk memperingatkan orang itu bahwa ia berpenyakit kusta.

Ia juga tidak boleh berdoa kepada Allah di tempat suci. Jadi orang ini pasti merasa terhina dan malu sekali.
Tetapi orang yang sakit kusta tadi memberanikan diri. Ia datang kepada Isa Al Masih dan berlutut serta berkata, “Junjunganku, kalau Bapak relah, tolonglah sembuhkan saya.”


Isa Al Masih merasa kasihan kepada orang itu. Dia tidak mundur karena takut tertular penyakit kusta orang itu. Dia tidak menegur orang itu karena orang itu tidak berteriak, “Kotor! Najis!” Dia melakukan sesuatu yang aneh sekali. Dia mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh orang itu.

Pasti orang itu sudah lama sekali tidak disentuh oleh orang lain. Pasti ia merasa dikasihi oleh Isa Al Masih. Dan Isa Al Masih berkata kepada orang itu, “Aku mau menyembuhkan kamu, sembuhlah!” Saat itu juga penyakitnya hilang dan ia sembuh. Lalu Isa menyuruh dia pergi kepada imam supaya imam dapat memastikan bahwa ia sudah sembuh.


Beberapa hari kemudian Isa kembali ke Kapernaum, suatu kota yang menjadi tempat tinggal-Nya sekarang. Tersebarlah kabar bahwa Ia sedang di rumah. Lalu banyak orang datang. Mereka berkerumun di sana sampai tidak ada lagi tempat. Di pintu pun penuh sesak dengan orang. Lalu Isa mengajar mereka tentang kerajaan Allah.


Sementara Ia berbicara, masuklah empat orang mengusung seorang yang lumpuh. Mereka hendak membawa orang lumpuh itu ke dekat Isa supaya disembuhkan. Tetapi karena orang-orang terlalu banyak, mereka tidak dapat sampai ke dekat-Nya. Jadi, mereka naik ke atap dan membongkar atap — tepat di atas Isa. Setelah lobang itu cukup besar, mereka menurunkan orang lumpuh itu bersama tikarnya. Waktu Isa melihat orang itu diturunkan dari atap, Dia sadar bahwa teman-teman orang yang lumpuh itu sungguh- sungguh beriman kepada kuasa Allah. Jadi, Dia berkata kepada orang lumpuh itu, “Anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni.” Aneh, ya? Mengapa Dia berkata begitu? Mengapa Dia tidak berkata, “Sembuhlah!”


Beberapa guru agama yang sedang duduk di situ mulai bertanya-tanya di dalam hati, “Berani benar orang ini bicara begitu! Ia menghina Allah. Siapa yang boleh mengampuni dosa, selain Allah sendiri?” Mereka tidak tahu bahwa Isa Al Masih adalah Anak Domba Allah yang datang untuk menghapus dosa dunia, termasuk dosa orang lumpuh itu.


Isa Almasih tahu pikiran mereka. Lalu Ia berkata, “Mengapa kalian bertanya-tanya begitu di dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’, atau mengatakan ‘Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah’? Tetapi sekarang Aku akan membuktikan kepadamu bahwa di atas bumi ini Aku berkuasa mengampuni dosa.”

Lalu Isa berkata kepada orang yang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tikarmu dan pulanglah!”


Orang itu bangkit, segera mengambil tikarnya, lalu berjalan keluar. Kejadian itu disaksikan oleh mereka semua. Orang-orang menjadi kagum, lalu memuji Allah: “Allahu Akbar!” seru mereka. Kata mereka juga, “Belum pernah kita melihat kejadian seperti ini!”

Isa Memilih Pengikut-Pengikutnya

Setelah Isa Al Masih dicobai oleh Iblis, Dia dikuasai oleh Roh Allah. Isa Al Masih mulai mengajar tentang Kerajaan Allah dan tentang bagaimana menjadi umat Allah yang sejati.

Dia pergi ke mana-mana. Dia menolong banyak orang serta mengajar mereka.
Pada suatu waktu, Isa Al Masih naik ke sebuah bukit untuk berdoa.

Di situ Ia berdoa kepada Allah sepanjang malam. Pada malam itu, Allah memberitahu Isa siapa saja yang harus dipanggil menjadi pengikut-pengikut-Nya yang sejati. Banyak orang mengikut Isa Al Masih.

Ada yang sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Allah, tetapi juga ada yang hanya mau melihat mukjizat-mukjizat Isa. Allah memberi petunjuk kepada Isa Al Masih untuk memilih 12 pengikut.

Lanjutkan membaca Isa Memilih Pengikut-Pengikutnya

Kisah yang Membawa Pengampunan Dosa

Korban Yang Pertama Dan Yang Terakhir

Dosa orang nasrani sudah lunas, bukan karena perbuatan baik mereka, walaupun mereka berusaha. Mereka tahu dosa mereka sudah lunas karena Allah sendiri sudah mengurus pengampunan dosa bagi umat manusia .

Isa Tidak Pernah Berdosa

Isa Kalimatullah ada bersama-sama Allah di sorga sejak semula. Lalu Isa lahir di dunia melalui seorang perawan.

Al-Quran pun berkata bahwa Isa lahir dari seorang perawan. Isa hidup suci dan tidak pernah berdosa. Dia pernah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam dan tidak makan apapun. Selama masa ini Isa digodai dengan segala macam godaan, namun Ia tidak berdosa.

Dia tidak pernah membunuh seseorang. Isa dapat menguasai hawa nafsu, bahkan dia memilih untuk tidak menikah. Isa lahir dalam keluarga biasa, bukan yang kaya raya atau beragama secara fanatik, orang-orang seperti itu kadang-kadang munafik, ya? Isa selalu berbuat baik kepada semua manusia.

Isa Melakukan Mujizat yang Besar

Lanjutkan membaca Kisah yang Membawa Pengampunan Dosa