Allah menciptakan dunia ini dan semua orang di dalamnya. Allah menciptakan semua malaikat. Firman Allah memberitahu kita bahwa semua yang Allah ciptakan itu sangat baik, tetapi bagaimana yang jahat terjadi itu ada?
Kita tahu bahwa Allah yang kita sembah itu mahabaik, mahatahu dan mahakuasa. Dia tinggal di surga dan dari surga Dia memerintah.
Malaikat-malaikat adalah hamba-hamba Allah. Mereka diciptakan untuk melakukan kehendak-Nya. Walaupun kita tidak dapat melihat malaikat, ada malaikat yang sedang melindungi kita sekarang. Itulah satu tugas malaikat, yaitu untuk melindungi Saudara.
Ingat? Sebelum dunia ini diciptakan, seorang malaikat yang paling bagus, yang bernama Lusifer menjadi sombong. Ia ingkar terhadap Allah.
Allah menghukum Lusifer keluar dari surga. Lusifer dan sepertiga dari semua malaikat, yaitu malaikat yang memihak Lusifer, diusir dari surga. Mereka menjadi roh-roh jahat. Lusifer menjadi pemimpin mereka.
Nama Lusifer itu sekarang Iblis. Iblis selalu melawan kehendak Allah.
Allah mahabenar, sedangkan Iblis selalu berbohong. Allah mahakasih, sedangkan Iblis selalu membenci. Allah mahaadil, sedangkan Iblis sama sekali tidak adil.
Iblislah yang menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk berdosa supaya dunia ini menjadi kerajaan Iblis. Sejak mereka berdosa, setiap orang yang baru lahir sudah memiliki sifat dosa.
Ini berarti bahwa mereka lahir dalam kerajaan Iblis. Akibatnya, Nabi Adam dan Siti Hawa mati kerohaniannya.
Sejak itu kehidupan mereka dan keturunannya menjadi susah karena dosa.
Oleh karena Allah mengasihi dunia ini, Dia ingin membebaskan dunia ini beserta semua orang dari kuasa gelap si Iblis.
Allah mahaadil, sebab itu Dia tidak dapat menerima orang berdosa dalam kerajaan-Nya. Tetapi Dia mahakasih dan ingin menerima banyak orang di dalam kerajaan-Nya.
Itulah sebabnya Allah berjanji kepada Nabi Adam dan Siti Hawa bahwa dari keturunan mereka akan datang seorang Penyelamat yang akan memusnahkan kuasa si Iblis. Penyelamat itu akan melepaskan manusia dari kerajaan Iblis sehingga manusia dapat hidup di dalam kerajaan Allah.
Keturunan Nabi Adam percaya kepada Allah. Mereka tahu bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Kalau Saudara berjanji bahwa Saudara akan datang ke rumah saya besok untuk bersama-sama membuat kue, pasti Saudara akan datang.
Tetapi bagaimana jika besok Saudara bangun dan merasa sakit? Apakah Saudara dapat menepati janji Saudara? Tidak, bukan?
Jadi bagaimana dengan Allah? Karena Allah mahatahu dan mahakuasa, Dia tahu semua yang akan terjadi. Tidak mungkin Dia akan mengingkari janji-Nya.
Tahun demi tahun dan abad demi abad berlalu, tetapi seorang Penyelamat yang dijanjikan Allah belum datang juga.
Allah mengingatkan nabi-nabi-Nya tentang janji-Nya. Dia memberi nubuat-nubuat tentang Penyelamat itu — bahwa Dia adalah keturunan Nabi Ibrahim, juga keturunan Nabi Daud, dan bahwa Dia akan lahir di Bait Lahim. Ibunya adalah perawan yang belum mempunyai suami.
Waktunya sudah dekat. Allah siap mengutus Penyelamat itu, yaitu Nabi yang akan membangun kerajaan Allah. Tetapi Allah mengutus seorang nabi lainnya dahulu untuk mempersiapkan orang-orang menerima Penyelamat itu.
Nabi lainnya itu bernama Nabi Yahya (juga disebut Yohanes).
Begitulah cerita tentang kelahiran Nabi Yahya :
Ada seorang imam, namanya Zakariya; istrinya bernama Elisabet. Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa kepada Allah.
Keduanya menaati semua perintah dan hukum Allah. Elisabet mandul. Mereka sudah tua, tetapi belum mempunyai anak.
Suatu hari, Nabi Zakariya bertugas di Bait Allah. Pada waktu itu seorang malaikat menampakkan diri kepada Nabi Zakariya.
Nabi Zakariya takut sekali, tetapi malaikat itu berkata, “Jangan takut, Zakariya, Allah sudah mendengar doamu. Istrimu Elisabet, akan melahirkan seorang anak laki-laki. Engkau harus memberi nama Yahya kepadanya. Ia akan dilimpahi Roh Allah. Ia akan menyiapkan umat Allah supaya mereka dapat menerima Penyelamat yang dijanjikan-Nya kepada mereka.”
Nabi Zakariya bertanya kepada malaikat, “Bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? Saya sudah tua, istri saya juga sudah tua.”
Malaikat itu berkata kepada Nabi Zakariya, “Karena engkau tidak percaya, engkau nanti tidak dapat berbicara; engkau akan bisu sampai apa yang saya katakan itu terjadi.”
Sementara itu orang-orang di luar menantikan Nabi Zakariya. Pada waktu ia keluar, ia tidak dapat berbicara kepada mereka.
Tahulah orang-orang bahwa ia sudah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Allah. Tidak lama kemudian, Elisabet, istrinya mengandung.
Sesudah sembilan bulan, Elisabet melahirkan seorang anak laki-laki. Semua teman dan saudaranya senang sekali sebab Allah sangat baik kepadanya.
Waktu anak itu berumur delapan hari, teman-teman mereka datang untuk menyunat bayi itu. Saudara-saudaranya hendak memberi nama bayi itu Zakariya menurut nama ayahnya.
Tetapi Elisabet berkata, “Tidak! Ia harus diberi nama Yahya.” Lalu mereka bertanya kepada Nabi Zakariya, nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya.
Nabi Zakariya minta sebuah batu tulis lalu ia menulis: “Namanya Yahya.” Mereka semua heran, sebab pada waktu itu juga Nabi Zakyaria dapat berbicara lagi, kemudian ia memuji nama Allah.
Nabi Yahya bertumbuh menjadi besar. Ketika ia sudah dewasa, datanglah firman Allah kepadanya. Maka Nabi Yahya berseru, “Bertobatlah, yaitu tinggalkanlah hidup yang jahat dan mulailah hidup sesuai dengan kehendak Allah dan serahkanlah dirimu untuk dipermandikan dan dibaiat, maka Allah akan mengampuni dosamu.”
Waktu itu banyak orang yang bertobat. Mereka berhenti mencurigai orang lain. Sebagai tanda bahwa mereka bertobat, mereka dipermandikan oleh Nabi Yahya.
Orang yang dipermandikan, dimasukkan ke dalam air sampai seluruh tubuhnya masuk ke dalam air – lalu badannya diangkat keluar lagi. Itu adalah lambang bahwa hidup yang lama dan yang jahat sudah dikuburkan ke dalam air; hidup yang baru dan yang taat kepada Allah mulai dijalani.
Nabi Yahya diutus oleh Allah untuk mempersiapkan orang-orang keturunan Nabi Ibrahim mempercayai apa yang dijanjikan-Nya dan untuk menerima apa yang dijanjikan-Nya itu.