Nabi Adam dan Siti Hawa dikaruniai anak-anak lagi.  Angkatan demi angkatan berlalu dan dunia ini akhirnya penuh dengan manusia.  Menurut Kitab Taurat, dunia menjadi penuh dengan kekerasan dan kejahatan.  Allah melihat segalanya sudah menyimpang terlalu jauh.  Ia hendak memusnahkan dunia ini melalui banjir besar.

Ada satu orang yang tidak jahat, namanya Nuh.  Allah memberitahu dia apa yang akan terjadi.  Ia mengatakan agar Nabi Nuh membangun sebuah bahtera bagi keluarganya dan bagi binatang-binatang yang diperlukan untuk memenuhi bumi ini lagi.  Tahun demi tahun berlalu, sementara itu Nuh membangun bahtera raksasa.  Orang-orang diimbau untuk bertobat dari kelakuannya yang jahat, tetapi mereka tidak mau.  Akhirnya hari itu tiba.

Nuh, keluarganya, dan binatang-binatang masuk ke dalam bahtera.  Banjir besar menutupi seluruh bumi selama berbulan-bulan, tepat seperti yang dikatakan Allah.  Binasalah sudah semua orang yang tidak menerima perkataan Allah.  Betapa menyedihkan, orang-orang mengabaikan apa yang Allah katakan!

Akhirnya bahtera raksasa itu kandas di sebuah pegunungan di Turki yang bernama Ararat. Hal yang pertama-tama dilakukan Nabi Nuh ialah mempersembahkan kurban kepada Allah. Mengapa? Persembahan kurban itu menunjukkan bahwa Nuh tahu, dirinya juga orang berdosa. Sebagai orang berdosa ia pantas mati seperti orang-orang lainnya.

Persembahan itu melukiskan kebenaran bahwa supaya Nuh hidup, harus ada yang mati menggantikan Nuh. Hanya Allah sajalah yang dapat menyediakan kurban permanen yang seperti itu bagi penebusan dosa umat manusia.

Sesudah hujan berhenti dan banjir reda, Allah menempatkan pelangi di langit. Ini menggambarkan janji Allah bahwa Ia tidak akan melenyapkan isi dunia ini lagi dengan air. Nuh menaati Allah dan ia hidup. Binasalah sudah semua orang lainnya yang tidak menaati firman Allah

Cerita diambil dari Kejadian bab 6-9